Sabtu, 28 April 2012
Kamis, 19 April 2012
Senin, 16 April 2012
Blog Bimbingan dan Konseling
Tugas
Praktikum
BK Karir
Jenis Masalah :
v Masalah
Pribadi :
1.
Pemalu
2.
Volume suara dalam kelas kurang memadai
3.
Pelupa
4.
Suka mementingkan diri sendiri
5.
Kurang konsisten
6.
Kurang dalam hal berkomunikasi
7.
Sulit menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru
8.
Kurang Percaya diri
9.
Mudah cemas
10. Mudah
lelah
v Masalah
Keluarga
1.
Kurang bebas dalam keluarga
2.
Kurang komunikasi dengan orang tua
3.
Orang tua membatasi teman bergaul saya
4.
Ada campur tangan yang berlebih dari
orang tua
5.
Tidak suka ada anggota keluarga atau
tamu merokok dalam rumah
6.
Orang tua melarang saya untuk menginap
dirumah teman ataupun saudara
7.
Keadaan ekonomi keluarga yang belum
stabil
8.
Tingkat pendidikan anggota keluarga
9.
Ibu terlalu mementingkan adiknya yang
sudah berkeluarga
10. Kakak
yang sudah berkeluarga tapi kurang mandiri
v Masalah
Teman Sebaya
1. Sulit
menolak ajakan teman
2. Salah
memilih teman
3. Merasa
terganggu dengan sikap teman yang melanggar aturan
4. Tidak
suka dengan ejekan teman yang berlebihan
5. ’Pernah
dimanfaatin seorang teman
6. Tidak
suka dengan teman yang tidak tau terima kasih
7. Tidak
suka berteman dengan seseorang yang suka pilih-pilih teman
8. Pertemanan
terputus karena kurang komunikasi
9. Campur
tangan teman yang berlebihan tentang masalah pribadi saya
10. Mudah
percaya dengan teman
v Masalah
Belajar
1.
Sulit belajar saat kondisi badan merasa
lelah
2.
Kurang kreatif
3.
Mudah mengantuk saat belajar
4.
Sering mengulur waktu untuk belajar
5.
Tidak nyaman dalam belajar karena terganggu
lingkungan yang tidak nyaman
6.
Kurang mendapat motivasi belajar dari
lingkungan
7.
Ruang belajar yang tidak memenuhi syarat
8.
Kurang bisa memanfaatkan waktu dalam
belajar
9.
Tidak fokus dalam belajar
10. Kurangnya
pengetahuan yang saya miliki
v Masalah Karir
1.
Saya khawatir tidak dapat mandiri
2.
Khawatir tidak menendapat pekerjaan
sesuai dengan karir yang dijalani
3.
Khawatir tidak bisa menjadi guru BK yang
profesional
4.
Khawatir pekerjaan saya tidak dapat
mencukupi kebutuhan saya
5.
Khawatir tentang persaingan karir masa
depan
6.
Khawatir tidak bisa sukses dalam karir
7.
Kesulitan menentukan pilihan jurusan
8.
Khawatir jika kuliah yang sedang saya
jalani tidak membawa kebahagiaan bagi saya
9.
Khawatir tidak dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan tempat kerja kelak
10. Khawatir
tidak dapat mengembangkan karir masa depan
Langkah – langkah pemecahan masalah
: Kurang Percaya diri
1. Mengklarifikasi
masalah
§ Kualitas
berbicara kurang memadai
§ Merasa
bentuk fisik kurang sempurna
§ Ketakutan
dalam menghadapi sesuatu
§ Kurang
Persiapan
§ Kurang
menyesuikan diri dengan lingkungan
§ Kurang
terbuka dengan teman
2.
Menemukan alternatif pemecahan masalah
§ Menaburkan
aura percaya diri saat berbicara
§ Mampu
berbicara secara verbal dengan baik
§ Mampu
menghadapi orang lain yang makin hari makin keras dan kemungkinan makin
menyebalkan
§ Mampu
menghadapi kenyataan
§ Memiliki
kontrol terhadap berbagai situasi
§ Mengetahui
kapasitas diri
§ Mengembangkan
dan memperbaiki kualitas kepribadian
§ Berteman
dengan orang-orang yang mempunyai kualitas percaya diri yang baik
§ punya
kontrol terhadap temperan diri
§ Memulainya
dengan mempercayai diri sendiri
§ bertindak
atas dasar percaya diri
§ Membuat
hidup lebih bermanfaat dan lebih bernilai untuk dunia luar
§ Berpikir
lebih positif
§ Menumbuhkan
karisma
3. Menguji
alternatif pemecahan masalah
§ Menaburkan
aura percaya diri saat berbicara
Jika alternatif ini dilakukan maka akan
meningkatkan kualitas diri saat berbicara
§ Mampu
berbicara secara verbal dengan baik
Jika alternatif ini dilakukan maka akan dapat
meningkatkan rasa percaya diri karena orang lain akan mendengarkan, menyimak,
memahami maksud dan tujuan yang saya bicarakan.
§ Mampu
menghadapi orang lain yang makin hari makin keras dan kemungkinan makin
menyebalkan
Jika alternatif
ini dilakukan maka saya akan makin kritis, karena akan mampu menghadapi
orang lain yang makin hari makin keras dan kemungkinan makin menyebalkan
§ Mampu
menghadapi kenyataan
Jika alternatif
ini dilakukan maka saya akan merasa lebih nyaman dan bahagia karena
dapat menyadari kekurangan dan kelebihan serta dapat membandingkan kemampuan
dengan orang lain disekitar saya.
§ Memiliki
kontrol terhadap berbagai situasi
Jika alternatif
ini dilakukan maka akan dapat menghadapi berbagai situasi dan keadaan
yang penting untuk segala kepentingan saya. Memiliki kontrol diri juga dapat
mengkontrol berbagai aspek kehidupan sehingga saya akan lebih jernih dalam
melihat dan mengatur tujuan dan sasaran pribadi saya. Jika hal ini dilakukan
maka akan mampu mengarahkan perilaku menuju
kepada keberhasilan saya.
§ Mengetahui
kapasitas diri
Jika alternatif
ini dilakukan maka saya akan mudah menyesuaikan diri, serta mampu menerima
tantangan yang lebih besar.
§ Mengembangkan
dan memperbaiki kualitas kepribadian
Jika alternatif
ini dilakukan maka akan meningkatkan kualitas kepribadian saya serta
kualitas persahabatan saya.
§ Berteman
dengan orang-orang yang mempunyai kualitas percaya diri yang baik
Jika alternatif
ini dilakukan maka akan meningkatkan kualitas percaya diri saya, dan
akan meningkatkan peluang keberhasilan bagi saya.
§ punya
kontrol terhadap temperan diri
Jika alternatif
ini dilakukan maka kemungkinan saya akan mampu mengkontrol dunia luar
saya. maka saya akan berpeluang besar untuk meraih keberhasilan dalam kehidupan
diri pribadi, kehidupan sosial, kehidupan pendidikan, serta dunia karir.
§ Memulainya
dengan mempercayai diri sendiri
Jika alternatif
ini dilakukan maka saya akan mampu bertindak untuk menyelesaikan masalah
karena bisa dipastikan bahwa masalah ini berasal dari diri sendiri.
§ bertindak
atas dasar percaya diri
Jika alternatif
ini dilakukan maka saya akan membuat hidup lebih baik karena tindakan
yang saya lakukan didasari rasa percaya diri dan akan membuat saya mampu
mengambil keputusan dan menentukan pilihan.
§ Membuat
hidup lebih bermanfaat dan lebih bernilai untuk dunia luar
Jika alternatif
ini dilakukan maka saya menjadi orang yang lebih melayani, lebih
bermanfaat, dan lebih memberi nilai kepada dunia luar.
§ Berpikir
lebih positif
Jika alternatif
ini dilakukan maka saya akan dapat mengkomunikasikan dunia diluar saya,
dan akan membuat orang lain menjadi percaya diri dan saya akan lebih meyakinkan
mereka.
§ Menumbuhkan
karisma
Jika alternatif
ini dilakukan maka saya akan menciptakan jalan untuk menjadi orang yang
sealu didengar kata dan perintahnya.
4. Mengambil
keputusan
Pilihan
yang saya ambil :
§ Mampu menghadapi kenyataan
Pilihan
ini saya ambil karena saya anggap memiliki resiko yang kecil bagi kehidupan
saya karena pada dasarnya manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, dan setiap
orang akan mempunyai kemampuan yang berbeda-beda tetapi hal ini dapat diatasi
tinggal bagaimana saya melakukan tindakan yang terbaik untuk mengatasi masalah
saya.
Resiko
yang akan timbul jika pilihan ini dilakukan :
o
Pada awalnya akan merasa malu tapi lama
kelamaan menjadi hal yang biasa saja
o
Harus berterus terang walaupun
menyakitkan
o
Memikul segala resiko yang ada atas
segala kenyataan yang dihadapi
o
Kemungkinan ada teman yang menjauh
karena tidak mempunyai prinsip yang sama dengan saya
o
Orang lain akan mengetahui kekurangan
yang saya miliki
- Melakukan kegiatan sesuai dengan keputusan yang saya ambil
Yaitu
mampu menghadapi kenyataan kehidupan sekarang dan yang akan datang dengan penuh
kesadaran diri tanpa ragu-ragu.
Melakukan
pilihan tersebut dengan cara:
o
mengembangkan
dan membina kepribadian
o
Bertanggung jawab
o
Optimis menghadapi kenyataan
o
Menghadapi kenyataan tanpa merugikan
siapapun
o
Menerima kenyataan dengan penuh
kesabaran dan berusaha untuk memperbaikinya
o
Disiplin dalam kehidupan sehari-hari
o
mampu
mengurus diri sendiri, supaya dapat menentukan dan melaksanakan perilaku dalam
bentuk nyata.
o
Mempunyai rencana dan tujuan dalam hidup
o
Mempunyai kesadaran diri
o
Mandiri
Rabu, 11 April 2012
Siapa Mengenal Dirinya, Dia Mengenal Tuhannya
Nama : Nurul Hidayati
Kelas : 4A
Prodi : BK
MK : Konseling Agama
Judul : Titik ba
Paradigma revolusioner dalam kehidupan dan pembelajaran
Pengarang : Ahmad Thoha Faz
Penerbit : PT.Mizan Pustaka
Tempat terbit : Bandung
Cetakan ke : 1
Tahun terbit : 2007
Tebal buku : 464 Halaman
Siapa Mengenal Dirinya, Dia Mengenal Tuhannya
Buku ini berisi tentang manusia dalam alam semesta. Dalam buku ini mengisahkan tentang mengenal manusia, mengenal Tuhan, fungsi manusia di dunia secara lebih mendalam.
Manusia merupakan makhluk utama didalam dunia, dan suatu penciptaan yang bersifat istimewa dan mulia. Manusia mempunyai kemauan, ikut campur dalam alam semesta serta mampu untuk memilih dan melawan kehidupan alaminya. Alam semesta merupakan bagian dari manusia, jika manusia menganggap bahwa alam semesta semata-mata bagian darinya maka ia akan terombang-ambing dalam kehidupannya.
Keberadaan manusia didalam dunia hanya “titik”. Ketika melihat alam semesta yang sangat luas, diri menjadi kecil tak berarti.
Hidup di dunia tak lebih lama dari pada sehela nafas. Bukankah selain waktu sesaat ini, semua yang pernah kita jalani tidak begitu beda dengan semua yang belum kita jalani. Hidup didunia sangatlah singkat. Waktu berjalan begitu cepatnya. Jika kita perhatikan, keluarga, sahabat, dan orang - orang terdekat kita. Betapa tuanya mereka sekarang ini, bahkan diantara mereka sudah ada yang meninggalkan dunia. Padahal, kemarin mereka masih terlihat begitu sehat dan gagah.
Kita pada umumnya ingin tinggal selama mungkin didunia. Namun suka atau tidak suka maut pasti akan menjemput kita ke alam kubur. Bila direnungkan betapa tak adanya arti dari segala keangkuhan, kesombongan, ambisi, derita, dan kekecewaan kita.
Kita pada umumnya ingin tinggal selama mungkin didunia. Namun suka atau tidak suka maut pasti akan menjemput kita ke alam kubur. Bila direnungkan betapa tak adanya arti dari segala keangkuhan, kesombongan, ambisi, derita, dan kekecewaan kita.
Manusia hidup di dunia hanya sementara, percuma jika kita hanya menjalaninya, tanpa melakukan banyak hal yang berarti. Ketika kita meninggal kita akan dilahirkan kembali ke alam yang lebih hakiki atau alam akhirat.
Manusia adalah makhluk yang sadar, manusia tidak mulai bernalar dari alam semesta, tetapi dari diri sebagai satu-kesatuan yang utuh. Manusia adalah makhluk yang mempunyai kualitas paling menojol, sadar dalam arti manusia mampu menganalisa masing-masing peristiwa serta memahami dunia ini. Manusia mampu untuk mengungkap rahasia yang tersembunyi dari pengamatan dengan menggunakan pengindraan yang dikarunia oleh Tuhan dan manusia mampu menyimpulkannya.
Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang paling mulia yaitu manusia memiliki akal, pikiran, dan insting tetapi dengan catatan ia mampu mempergunakan akal, pikiran dan insting dengan benar sesuai dengan tuntutan agama.
Dunia adalah persepsi kita yang juga dialami orang lain. Sepanjang hidup kita umumnya hanya mengalami realitas, jarang diantara kita yang menyadari dan memikirkannya. Akibatnya pengalaman tidak menimbulkan pengetahuan.
Sering sekali kita mengalami peristiwa di dunia ini hanya sekedar lewat, tanpa kita peduli apa itu sesungguhnya. Kita sulit sekali untuk mengambil makna dari setiap persitiwa yang kita alami.
Alam akan memberi jawaban sesuai dengan pertanyaan yang kita ajukan, seperti eksperiment yang dilakukan oleh para ilmuwan.
Kesadaran adalah hal paling misterius yang dihadapi pengetahuan manusia. Kesadaran merupakan landasan bagi semua makhluk. Kita memiliki tanggung jawab yang sangat besar karena kesadaran kita benar-benar bebas dan dalam beragam tingkatannya. Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan, ia mampu mempelajari, menganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
Ketika manusia melihat fenomena yang sama, setiap individu akan memperoleh informasi yang berbeda. Kesadaran benar-benar unik dan subjektif sehingga informasi apapun bersifat asimetris. Akibatnya ketika semua orang melihat dunia yang sama tetapi mereka akan menghayati permainan yang berbeda.
Dunia kita adalah terserah kita. Kenyataan di luar bemacam-macam tetapi kita bebas memilih dan menentukan seseuai keinginan kita. Jika kita memilih sedih, duniapun mempersilahkan. Jika diri kita mati, dunia yang kita ciptakan pun ikut berakhir.
Menurut spiritualisme, pusat alam semesta adalah si pengamat itu sendiri, sedangkan pusat alam semesta menurut meterialisme tidaklah penting untuk diketahui.
Kita tidak dapat mengubah siapapun kecuali diri kita. Kita dapat memilih tindakan namun tak dapat memilih akibat-akibatnya. Karena manusia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Manusia yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan sang pencipta alam semesta.
Satu-satunya agar tidak tersiksa adalah kita harus tahu diri, tahu kebebasan dan sekaligus keterbatasan. Orang yang tahu diri secara aktif menanggapi dunia. Sebaliknya, orang yang tidak tahu diri berharap dunia menanggapi dirinya.
Ketika muncul ke dunia, setiap manusia mengalami penderitaan dengan beragam bentuknya : kesakitan, kekecewaan, keresahan, ketidakpahaman, dan lain-lain. Semua itu berakar pada kesadaran yang sempit sehingga kita melihat kenyataan secara sempit. Bila kesadaran diperluas, kitapun merasa lebih bebas dari impitan masalah yang kita hadapi.
Tidak ada perubahan apapun dalam diri seseorang tanpa persetujuan hatinya. Hanya kita yang dapat menentukan sikap kita dan mengartikan terhadap hal-hal yang telah kita alami.
Setiap manusia memiliki hati nurani sebagai perancang gerak kehidupan, jika hati ini baik maka pasti kita akan cenderung melakukan yang baik sebaliknya jika buruk maka cenderung melakukan yang muara terakhirnya akan buruk. Kondisi hati ini perlu sekali kita perbaiki jika tidak maka selamanya kita tidak akan memiliki perubahan yang baik dan pada akhirnya kita menjadi tidak bahagia selama di dunia ini.
Manusia dilahirkan sebagai makhluk pembelajar. Kita berpeluang terus tumbuh sampai mati, bertumbuh dalam pengetahuan, kebijaksanaan, kepercayaan diri dan lain-lain. Semua unsur itu terletak pada kesadaran kita.
Kemampuan intuitif kita justru akan berkembang optimal apabila jalan berpikir rasional ditempuh hingga ke ujung, bahkan sampai mengalami jalan buntu. Apabila sungguh-sungguh berpikir, kita pasti akan dikejutkan oleh pemahaman yang bersifat paradoksal (menentang pikiran lazim) yang membuat kita bingung.
Tugas manusia di alam semesta ini adalah untuk beribadah, menjaga, melestariakan, memanfaatkan, mengolah, dan memakmurkan alam semesta ini.
Apapun masalah yang kita alami, kuncinya selalu berkaitan dengan luas sempitnya atau dalam dangkalnya kesadaran. Bila ditemukan masalah pada kesadaran tertentu, solusinya akan kita dapatkan bila kita tidak berdiam diri pada tingkat kesadaran itu.
Ada dua cara untuk menyelesaikan masalah. Pertama, kesadaran kita yang diperluas sebagaimana yang dinyatakan Allah kepada Nabi Muhammad (QS.94:1-8). Subjek yang diubah dengan cara (1) memperluas atau memperdalam kesadaran dan (2) mengubah sudut pandang atau prasangka. Kedua, masalahnya yang dipermudah sebagaimana yang dimintakan Nabi Musa kepada Allah (QS. 20:25-27).
Kita hendaknya belajar lebih terbuka terhadap kebenaran, dan tidak mudah memvonis sesuatu itu tidak masuk akal karena kita sendiri tidak memahaminya.
Manusia memang secara alamiah sudah mengenal Tuhan, Sebelum manusia lahir, manusia telah dibekali agama. Karena itu kita tidak mungkin menjadi ateis.
Dalam kehidupannya, manusia tidak dapat meninggalkan unsur ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuhan.
Firasat akan selalu benar bagi orang yang merendahkan pandangannya dari keinginan hawa nafsu, membiasakan wujud batin dan lahiriahnya selaras dengan tuntutan nabi, dan membiasakan diri makan yang halal saja.
Tidur adalah simulasi kematian. “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan memegang jiwa (orang) yang belum mati diwaktu tidurnya; maka Dia tahan jiwa orang yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang telah ditentukan” (QS 39:42).
Orang yang tidak menyadari bahwa hidup ini hanya sejenis mimpi berarti dia belum bangun. Sebaiknya, jika kita benar-benar menyadari bahwa sekarang kita sedang bermimpi artinya kita terbangun.
Kita semua saat ini sebenarnya sedang tidur dan bermimpi. Ketika mati, kita terbangun. Kematian merupakan awal dimulainya realitas hakiki.
Mengerti berarti mengamalkannya. Jika kita mengamalkan apa yang kita ketahui, menurut Nabi, niscaya Allah akan mewariskan kita hal-hal yang tidak kita ketahui.
Tindakan adalah langkah terakhir dan penentu dalam seluruh proses pembelajaran. Penelitian tanpa teori adalah buta dan teori tanpa penelitian adalah kosong.
Maka kita tidak perlu mencemaskan jika ada orang yang berusaha lalu gagal. Sebaliknya, kita harus cemas pada orang yang tidak mau berusaha. Yang perlu dilakukan selanjutnya adalah keuletan dan keteguhan hati untuk menerjang rintangan-rintangan menuju tujuan.
Buku ini mampu membuat pembaca untuk merenungi mengenai diri kita sebagai manusia, dengan pemikiran yang sederhana tetapi lebih mendalam.
Banyak sekali kata-kata yang susah dipahami karena menggunakan bahasa kiasan. Sehingga pembaca perlu membaca secara lebih teliti sehingga dapat mengambil makna dari isi buku ini.
Langganan:
Postingan (Atom)